In college storyline

My Life Changing Moment


MASIH PROLOG—

Hi! namaku Hana Nurjanah, seorang mahasiswa sederhana yang berasal dari kota kecil dan merantau ke kota terpadat kedua di Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya. Ya, Surabaya merupakan kota yang menjadi tempatku bernaung untuk menimba ilmu. Dengan modal restu orang tua dan keluarga tercinta aku bisa merasakan bagaimana almamater biru dongker berlogo Prabu Airlangga ini mengantarku ke masa depan. Banyak hal yang bisa aku dapatkan dari sini, mulai dari throwback memakai baju SMA untuk keperluan shooting lomba, makan gratis plus latihan table manner di hotel ternama, sampai naik kapal dan pesawat ke daerah 3T untuk mengabdi pada bangsa. Those were such amazing experiences!

----

Langsung aja ya, kali ini aku mau cerita mengenai my 45-life changing moment-days. Ngapain aja sih 45 hari itu?

Sebuah kebanggaan tersendiri bagiku untuk bisa berkontribusi langsung di daerah 3T di ujung tapal batas Indonesia utara dalam bentuk pengabdian. 14 mahasiswa terpilih dari berbagai jurusan mewakili kampus tercinta, Universitas Airlangga, untuk bergabung bersama puluhan Universitas lain di seluruh penjuru negeri Indonesia kita tercinta. KKN KEBANGSAAN 2016- itulah alasan kenapa kami para generasi penerus bangsa disatukan untuk mewujudkan misi dan visi Indonesia. Basecamp kami kala itu berada di Hotel Bali, Tanjung Pinang, untuk melakukan pembekalan selama 3 hari sebelum kami benar-benar terjun langsung ke masyarakat yang ada di sekitar Kepulauan Riau. Dari seluruh peserta sekitar 600-an mahasiswa akan dibagi per kelompok dan disebar ke beberapa pulau seperti Bintan, Lingga, Batam, Karimun, dan Natuna. Namun, sangat disayangkan sekali, pulau yang kami elu-elukan dan idam-idamkan, Natuna, tiba-tiba dihapuskan karena beberapa alasan. Padahal pulau itulah yang menjadi salah satu daya tarik kami untuk meng-explore-nya. Ditambah lagi, kami juga tidak sempat mengunjungi Universitas Maritim Raja Ali Haji yang merupakan tuan rumah kegiatan kami kali ini. Tetapi itu tidak menyulutkan niat kami untuk berdedikasi dan melanjutkan visi misi kami sebelumnya untuk bangsa. Masih sering teringat di pikiranku kalimat yang kerap kami ucapkan untuk membakar semangat perubahan.

KKN KEBANGSAAN 2016! –PEMERSATU BANGSA!!

NKRI! –HARGA MATI!!

Ya itulah jargon yang selalu kami teriakkan untuk menyulutkan kobaran api semangat meski banyak rintangan yang kami hadapi.

---

Hari pertama pembekalan,
Hari itu juga termasuk hari kedatangan kami, delegasi Universitas Airlangga, di bandara Hang Nadhim, Batam yang kemudian dilanjutkan dengan menaiki kapal menuju kota Tanjung Pinang. Dari pelabuhan kami dijemput oleh bus panitia dan diantar ke basecamp Hotel Bali. Meskipun bertempat di hotel, jangan harap hidup kami bakalan seenak tinggal di hotel. Dengan kamar berukuran sekitar 5x5 meter, kami harus berbagi bersama kurang lebih 20 peserta lain yang mana kamar mandi juga hanya satu. Namun tidak semua kamar seperti itu, ada yang lebih besar dan ekslusif, namun ada juga yang bahkan lebih kecil dari kamar kami. Hari pertama kami habiskan untuk mendengarkan materi pembekalan dari narasumber-narasumber hebat untuk persiapan penerjunan kami nanti.

Hari kedua pembekalan,
Oh ya, sebelumnya kami dibagi menjadi beberapa pleton yang terdiri dari dua kelompok dalam pembekalan ini. Pagi itu, kami dibangunkan oleh para ahjussi TNI yang juga merupakan pendamping kami di setiap pleton. Kami diarahkan untuk menuju ke bahu jalan setiap kamar hotel untuk berkumpul dan juga sarapan. Setelah itu kami digiring menuju lapangan untuk pemanasan dsb yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi seperti hari sebelumnya. And for your information, dari hari pertama kami datang sampai hari kedua, menu makanan yang kami makan selalu sama yaitu ikan tongkol bumbu padang.

Hari ketiga pembekalan,
Sama seperti dua hari sebelumnya, hari ini kami habiskan dengan pembekalan untuk persiapan penerjunan esok. Narasumber bergantian memberikan materi yang mungkin bisa kami aplikasikan nanti pada saat pengabdian. Banyak sekali kejadian di luar dugaan mulai dari pengumuman penghapusan salah satu lokasi, pemindahan wilayah, dan persiapan-persiapan lainnya. Sudahlah.. saya tidak akan membahas hal ini karena akan panjang ceritanya. Yang jelas, berada disini, di sekitar orang-orang hebat kebangaan bangsa saja sudah merupakan suatu kehormatan bagi saya.

Hari keempat penerjunan,
Tibalah hari yang kami tunggu untuk bertemu langsung dengan masyarakat dan merasakan bagaimana kehidupan di wilayah yang hampir 70% perairan itu. Sayangnya, aku pun harus berpisah dengan teman seperjuangan Unair karena tidak ada satu dari kami yang satu kelompok. Setiap kelompok terdiri dari beberapa Universitas yang berbeda sehingga hal ini juga akan mengajarkan kami artinya perbedaan. Hari penerjunan kami pun disambut oleh hujan yang lumayan deras. Kami dilepas oleh para panitia dan didampingi oleh DPL menuju ke tempat tinggal kami di wilayah masing-masing. Ketika hujan reda, kami dijemput oleh bus tuan rumah menuju ke pelabuhan. Satu per satu wilayah meninggalkan Tanjung Pinang menuju wilayah mereka dimulai dari Lingga, Batam, Karimun, dan yang terakhir Bintan yang bisa langsung sampai tanpa menggunakan transportasi laut.

Bus ke Kabupaten Karimun pun datang, aku merasa terpanggil kala itu karena wilayahku berada di Kelurahan Lubuk Puding, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Kami bergegas mengemasi barang-barang dan menuju pelabuhan. Sesampai di pelabuhan, kami akan menyebrangi laut menuju Karimun selama 3 jam lebih. Bahkan kapal kami juga melewati jembatan mahsyur yang menjadi icon kota Batam yakni Jembatan Barelang. Beruntungnya, aku masih bisa bertemu dengan teman-teman Unair yang kebetulan masih satu Kabupaten denganku, ada Cinda di Desa Tulang, Dira di Desa TanjungHutan, Ditta di Desa Selat Mendaun, dan Annisa di Desa Lebuh. Meski kami satu kabupaten, bahkan Dira yang satu kecamatan denganku, kami tidak berada di pulau yang sama. Pulau kami berseberangan, sehingga kalau ingin bertemu kami harus naik kapal dulu sekitar 15 menit.

Hingga akhirnya kami pun tiba di pelabuhan Karimun, kami diarahkan untuk menuju ke rumah dinas Bupati sebagai bentuk welcoming party. Satu hal yang ada di benak kami adalah MAKAN GRATIS! Dan yep! Memang kami dapat makan gratis disana, tapi ya kalau dibagi ratusan mahasiswa juga tetap harus berperang untuk mendapatkannya. Btw, untuk menuju rumah dinas Bupati yang ya.. mungkin tidak terlalu jauh dari pelabuhan, kami lalui dengan jalan kaki sembari membawa tentengan koper atau carrier itu tetap saja.. melelahkan. Setelah acara welcoming party itu tadi, kami harus kembali ke pelabuhan, lagi-lagi jalan kaki dengan gembolan besar kami. Perjalanan kami pun berlanjut karena saat ini kami akan berpisah dengan teman-teman yang lain menuju desa/kelurahan kami masing-masing. Aku berpisah dengan Cinda, Ditta, dan Annisa karena rute kami tak searah. Sedangkan aku masih se-rute dengan Dira yang mana pulaunya lebih dekat dibandingkan dengan pulauku. Sehingga sebelum sampai di pulauku, Pulau Buru, aku sempat singgah di kapal untuk mengantarkan teman sekelompok Dira ke pulaunya. Kemudian perjalananku berlanjut menuju tempat kami bersinggah selama 30 hari untuk mengabdi itu.

Meskipun banyak kejadian/peristiwa yang tidak srek di hati, but it was fun! You wouldn’t get those experiences twice! Just remember the good thing and be happy!


Oh ya, ini nih 14 mahasiswa terpilih yang menjadi delegasi Universitas Airlangga dalam kegiatan KKN Kebangsaan 2016 di Kepulauan Riau:
1.      Rendy Triherwanto – Hukum, FH – Desa Pulau Abang, Batam
2.      Dewi Noorensia P. Hukum, FH – Desa Pengambil, Lingga
3.      Cindy Claudera Rosalia – Akuntansi, FEB – Desa Plakak, Lingga
4.      Meninha Dira Rachma – Akuntansi, FEB – Desa Tanjung Hutan, Karimun
5.      Nurul Jamila Hariani   – Ilmu Administrasi Negara, FISIP - Desa Pulau Ngenang, Batam
6.      Cinda Felicia – Ilmu Administrasi Negara, FISIP – Desa Tulang, Karimun
7.      Wahyu Herlambang - Biologi, FST – Desa Pecong, Batam
8.      Ditta Putri Kumalasari – Biologi, FST – Desa Selat Mendaun, Karimun
9.      Dwi Indah Cahyani – Sistem Informasi, FST - Bintan
10.  Muhammad Faiz A. – Sistem Informasi, FST - Desa Teluk Sasah, Bintan
11.  Putri Ramadhani – Ilmu Gizi, FKM - Desa Pengudang, Bintan
12.  Icha Mardianan – Ilmu Gizi, FKM - Desa Berakit, Bintan
13.  Hana Nurjanah – Sastra Inggris, FIB – Kelurahan Lubuk Puding, Karimun
14.  Annisa Rochma Sari – Sastra Inggris, FIB – Desa Lebuh, Karimun




Saat sebelum keberangkatan di Bandara Juanda

Tiba di Pelabuhan Tanjung Pinang

Related Articles

0 comments:

Post a Comment